KUPASAN.ID-Kabupaten Aceh Selatan menampilkan kesenian tradisional lewat pertunjukan Tari Pho pada Pekan Kebudayaan Aceh (PKA-8). Tarian ini memiliki ciri khas tersendiri dengan mengangkat cerita tentang kehidupan masyarakat Aceh Selatan.
Tari Pho merupakan tarian tradisional yang berasal dari wilayah barat selatan Aceh. Tarian ini biasanya digelar pada prosesi acara adat seperti perkawinan, sunat rasul, kegiatan pemerintahan dan pertunjukan seni budaya.
Teuku Mudasir selaku penanggung jawab anjungan Kabupaten Aceh Selatan mengatakan, Tari Pho salah satu tarian yang melegenda di Kabupaten Aceh Selatan.
“Tarian ini sudah lama ada di Kabupaten Aceh Selatan. Setiap pertunjukan Tari Pho ada pesan-pesan penting yang disampaikan lewat kreasi kesenian ini,” kata Mudasir, Minggu 12 November 2023.
Menurut Mudasir, Tari Pho dibawakan oleh perempuan dengan menggunakan pakaian adat khas Aceh Selatan. Dalam berbagai pertunjukan seni, tarian ini juga bisa dibawa oleh penari dengan menggunakan pakaian adat Aceh.
“Bisa menggunakan pakaian adat khas Aceh Selatan atau pakaian adat yang dipakaikan Cut Nyak Dhien itu,” jelas Staf Khusus Pj Bupati Aceh Selatan ini.
Tari Pho dibawakan oleh penari dengan jumlah 8 hingga 10 orang. Tarian ini diiringi dengan musik tradisional berupa rapai dan serune kalee.
“Ada syeh-nya juga dua orang yang menyampaikan syair-syair dengan membawa pesan-pesan tertentu. Seperti pesan tentang keagamaan. Atau jika tampil pada acara resepsi perkawinan syairnya tentang nasehat-nasehat dalam membina rumah tangga,” jelasnya.
Pada ajang PKA-8, tutur Mudasir, Aceh Selatan menampilkan Tari Pho pada lomba tarian tradisional. “Ini sebagai bentuk untuk melestarikan budaya kita agar masyarakat luar kenal dengan budaya Aceh Selatan,” ungkapnya.
Pemda Aceh Selatan, kata Mudasir, juga terus berupaya melestarikan Tari Pho kepada generasi muda dan tarian ini juga diaplikasikan pada setiap pertunjukan di sekolah-sekolah.
“Khususnya para generasi muda, anak-anak sekolah mulai dari tingkat SD, SMP hingga SMA sering membawakan Tari Pho. Harus perlu dilakukan pembinaan terus, agar tarian ini jangan sampai hilang,” pungkas Mudasir.
Sumber:pekankebudayaanaceh.com